Minggu, 01 Februari 2009

Sajak-Sajak Alex R. Nainggolan

jurnalnasional.com
Alamat

i.
di manakah dirimu? aku kehilangan tanda
hingga jatuh bangun
dan hujan turun
sendirian meski di kota yang telah kukenal
tak rampung usahaku
untuk sekadar melupaknmu
tapi alamatmu terus saja kucari
tak kunjung bertemu

ii.
yang menyisa cuma kenangan
lesap, seperti debu yang dibilas hujan
sepanjang jalan kota
dan melulu yang kutemui cuma
kerumunan demonstran, sepasang kekasih
yang berpelukan di sisi taman,
senja yang pudar, juga bayi-bayi yang menangis
ditinggal para ibu
di selasar rumah sakit, di tempat pembuangan sampah

di manakah dirimu?
gandrung aku ingin bertemu
hingga aku melangkah lagi

iii.
sampai aku terjebak di sudut kota ini
menginap di hotel melati
bercinta dengan perempuan yang mirip kamu
tapi bukan dirimu
sebab kita tak kunjung bertemu

iv.
padahal yang kurindu cuma tubuhmu
wangi parfummu
hangat usapanmu
lelmbab bibirmu

tapi tak ada alamatmu
barang sedikit saja
nama jalan atau nomor rumah
juga nomor handphone

aku terkapar sendirian
minggir di kota yang besar
memintal kesakitanku
yang telah dibawa waktu

2008



Membelah Kerang

di restoran sea food,
aku memesan kerang darah
membelahnya,
memisahkan katupnya
bulu-bulu yang halus
terbalut di ujung jariku
menyicip hangat dagingnya
dengan saos tiram
aku terpejam, sendirian
sejuk pendigin ruangan
seperti mengoyak diriku
aku membelah kerang
dengan garpu
mencelupkannya ke saos tiram
di luar hari semakin malam
bayang-bayang kendaraan
lalu-lalang ingatan
dan aku seperti mendengar lagi
kesakitanmu
di ruang operasi itu
saat pisau bedah menyayat tubuhmu
dan aku ingat
tangisan yang kencang bayi kita
yang diambil dari lingkar perutmu

2008



Agenda

engkaukah yang bergegas
pada setiap tempias hujan
membuka pagi dengan tergesa
"apa kau tak berangkat kerja hari ini?"
sejumlah agenda
berserakan di kepala
dengan bayangan mimpi semalam
atasan dengan kepala besar
bagai raksasa
telinga lancip dan taring drakula

engkaukah yang kutemui di meja kantor itu
sejumlah catatan tentang namamu
yang tak pernah selesai kutulis
hanya kertas bertumpuk
dibongkar lagi
juga televisi yang menyala,
koran kemarin di tempat sampah

engkaukah yang pulang larut malam
dengan wajah sayu
memikul mimpi esok
juga jalanan yang macet
"apa kau tak bercinta denganku malam ini?"

2008



Hujan Murung

hujan murung turun di tengah kota
tak sempat berkaca di sepanjang jalan
menghitung-hitung cuaca
langit yang melulu mendung
kerap ditumbuhkannya rerumput baru
yang panjang dan akan gersang

hujan murung, langit mendung
cuaca yang setengah terbuka
membungkus perjalanan orang-orang
bergegas dengan mata yang penuh luka

Jakarta, 2008



Setiap Jam

engkau selalu menyergapku
setiap jam, bayanganmu mengurung tubuh
hingga aku tersentak, jika kau memang ada
menamai diriku dengan kalimat-kalimat yang pahit
setiap jam, tak bisa kulupakan dirimu
seperti engkau di sisiku
berlari mengejar serbuk udara
yang kuhirup
menguntit bersama cuaca yang membuatku mabuk

dan engkau bercakap
menguliti semua masalaluku yang lama terendam di paru
menjadi candu yang selalu kuminum
hingga tahun-tahun berkarat
menabung jam-jam yang kuhabiskan bersamamu

Jakarta, 2008



Sebuah Kota

i/
sebuah kota, kauberikan aku sepotong riwayat
fragmen yang lama kaukerat
juga bungkusan masalah yang merebut mimpi malam
sebelum larut jadi pagi
dan menjegal dengan tersengal
akan jadwal kita
tergesa meraba-raba cuaca
memasuki lagi lorong-lorong jalan
yang hingar dan terang
tapi gelap dari makna

ii/
di sini, kita bagai terusir
tapi selalu gagal sembunyi
sementara waktu terus memburu
bagai langkah babi
yang sungsang
berita kelahiran dan kematian
cuma sebatas kabar
yang sekejap hilang
serupa senja
yang abai dan larut ke tenung malam

di sini, kita berbagi teka-teki
beternak luka
yang makin hari semakin dalam
hingga ke dalam kepompong rumah
hingga ke jantung hati kita

iii/
dan selalu kautawarkan cercah mimpi yang baru
barangkali sedikit harap
yang juga membawa cemas

sebuah kota, selalu kita sesak di dalamnya
terhimpit dalam cengkramnya
hingga tubuh memar dan penuh pilu

Jakarta, 2008



Hujan dalam Sajakku

hujan dalam sajakku
tak bisa kukuliti lagi
cuma gemetar angin
yang pucat
berbagi sedikit harap

hujan dalam sajakku
kata-kata yang penuh dengan embun
basah daun yang terkulum
memasuki setiap ingatan

bagaimana bisa kugoda
lembab tanah yang merekah
diterjang hujan yang basah
jika engkau melulu lupa?

hujan dalam sajakku
rerumputan mekar
menyimpan dendam yang berakar
pucat dan beku

Jakarta, 2008.

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae