Sabtu, 21 Maret 2009

Sajak-Sajak Ahmad David Kholilurrahman

http://www.infoanda.com/
Malam Tahun Baru di Gaza

1/
Tengok, di langit malam negeri-negeri Barat,
Orang ramai menyala kembang api
Dentuman pesta semalam suntuk tepi perapian

Diplasa kota, taman dan jalan bermandi cahaya
Pekik-pekak terompet bersahutan,
Tugu, patung-patung tua kusam tegak bisu

Serakan jurai kertas, sampah bertumpukan

2/
Di Gaza, langit murup-terang
Pesawat tempur menyala kembang api
Mulut-mulut tank baja menabur percon

Gugur mesiu diseling desing peluru,
Dan terompet ambulans meraung-raung,
Serpih tulang-daging berkecai, seusai
Tumpah darah, isak-tangis, sedu-sedan sansai

“Malam ini, kami pesta pora”, racau serdadu Zionis
Siang-malam membantai si tua bangka Palestina

3/
Aku menyeberangi sempadan Rafah,
Wahai Anisah Filistiniyah, tunggu daku dipintu
Kafiyeh hadiah ulang tahun darimu terselempang dileherku
Cakap pada Haniyeh;”Jangan pernah terbetik takluk!”.

Abaikan Tuan-tuan besar sibuk debat dimeja diplomasi
Beribu-ribu kali berunding, berjuta kali digunting;
Oslo, Wye River, Madrid dan Camp David mabuk pesta anggur

Kupetik setangkai ‘Awraaq Zaytun” Mahmoud Darwish,
Sayup-sayup suara parau Syekh Jasin melaung:
Intifadhah...... intifadhah........intifadhah

Heliopolis, Cairo, 1 Januari 2009



Negerimu adalah Jantung Cintaku
-kucatat rendevouz ke Jerussalem-

Berpisah berpuluh pekan,
bertentang-pandang dirembang petang.
Percakapan kita biarkan saja mengalir,
Hujan sehari membilas kemarau setahun!

Kita seperti kanak-kanak merayakan riang;
Berebutan meniup balon rupa-rupa warna,
pegang rapat-rapat, sebelum pecah meledak ke udara,
atau terlepas pegangan dilambung angin keras.

Terkenang musim panen zaitun,
melurut buah dari tangkai daun.
Malam terang bulan memandi cahaya kota tua.
"Ada tradisi puak kami, membentang majelis syair dan kasidah gambus".
Kuingat, suara-suara bergetar setiap mengucap sepatah kata tuah; Merdeka!
Ditimpal balik pekik takbir; Allahu Akbar!
Mengatasi beribu-ribu ketakutan purba.

Para lelaki kafiyeh gagah-berani maju berketapel batu,
Al-Quds terus menyeru-nyeru,
Ibu melepas anak-anaknya pergi ke sekolah, seperti mengantar ke gelanggang perang.
Di sekolah kami melatih menyelamat korban pertempuran.
Bertahun-tahun lampau, sebelum kami terusir dari tanah tumpah-darah.

"Maaf, aku melarutmu dalam sedu-sedan", belasmu lembut.
"Tertakik luka dihatimu, tergores darah dikulitku", timbalku.
Bukankah sudah kukata, negerimu adalah jantung cintaku.
Di sini dan kini; Kita sama-sama terasing sunyi!

Heliopolis, Cairo, 8 Maret 2007



Kartu Pos dari Ramallah
;- Anisah Filistiniah

Sepulang kuliah tadi, sejambang sajak kupetik ditaman sastra,
Ayo pilih sesuka hatimu bertangkai-tangkai.
Petang pun ranum dilesung pipimu.

Sebentar lagi malam segera datang berkandil bintang? tegasmu
Jelaga minyak zaitun meminyaki kening negerimu,
angin utara meluruh daun khukh
"Kau masih suka memetik bunga sajak?", tanyamu.
Bak dongeng penghantar tidur siang kanakku dulu,
seorang gadis kecil bertanya pada seorang penyair tua;
"kenapa kau asuh sajak molek dalam buayan?", jawabku bertamsil.

Bukankah semua kata-berjawab, gayung-bersambut?
Murung bertahta manja diraut elokmu.
Aku ini perindu sepasang bulbul bersiul riang dimusim semi,
agar kau tak semakin terasing jauh dari negerimu.

Airmatamu mengembun dikaki langit Ramallah.
Musim tuai mengungsi dari ladang gandum,
sebelum pintu penyeberangan ditutup.
Apalah makna sempadan; "Jika berubah pesta peluru dan rusuh mesiu!".

Malam musim gugur tahun lalu,
kutemukan sepucuk kartu pos merah delima terselip didepan pintu;
"Gubah aku dalam kasidah cintamu!".

Heliopolis, Cairo, 21 Februari 2007



Al-Hilal

Tiga anak penggembala berjalan pulang,
sepanjang gurun mendaki-menurun.
Bermandi peluh, kaki sengal ngilu.
Kantong air menyisa seteguk dua teguk
Lalu, menarah kayu bakar dipuncak bukit!

Ingat pesat Ummi tadi pagi;
"Jangan kemalaman balik ke Balad", ujar abang sulung.
Iya, siapa tahu malam ini jatuh awal ramadhan, kata abang kedua.

Tengok, bulan sabit muncul dilangit maghrib!, teriak si bungsu.

Ketiga abang-adik mengusal-ngusal mata,
mengarah pandang ke hilal mulai menampak,
mengurai tanda falak; kelahiran bulan baru.
Selengkung garis sabit terbit diufuk maghrib!

"Apakah besok kita memulai puasa?", tanya si bungsu

Sebaiknya, kita lekas pulang saja, saran si sulung.
Kasih berita sama tuan Syeikh dimasjid nanti.

Ketiga bersaudara berjalan gegas,
debu gurun berterbangan,
sekawanan kambing mengembik berkejaran.
Sekebat kayu bakar terpanggul dipundak

Dari sutuh rumah kotak,
Ummi menyambut penuh cemas;
"Kenapa kalian tampak terburu-buru?".
Dipuncak bukit tadi, kami menyaksi terbitnya bulan baru!

Heliopolis, Cairo, 15 September 2007



Malam Bermadah Cahaya

Lelaki asing tertegun diperantauan;
"Berbilang tahun berlayar ke seberang lautan",
Puasa kali ini pun jauh dari tepian,
Rindu emak, bapak dan adik-adik rapat-rapat nian.

Bertaut kenang dipelupuk mata;
Menjelang waktu buka puasa,
Duduk melingkar ditikar pandan
Bersahaja menghadap hidangan perbukaan

Hampir maghrib tiba, nun sunyi melapah
Gelap-gulita kampung terdedah, taruhlah
mengaju tanya:"Kenapa dimalam pekat kami tak bersusah-payah?",
Diserambi ramadhan, terang kandil hati bersimbah cahaya Allah

Heliopolis, Cairo, 18 September 2007



Jatuh Rindu

1/
Berdelau zuhrah dilangit subuh,
Kecamuk ombak rindu rusuh,
Sejengkal musim gugur sehelai luruh.
Kenapa kelindan kapalku tertuju cemerlang bintang jauh?

2/
Musafir lalu membelah sahara,
Melipir jarak lembah waaha;
Jelang malam tiba, petang pun menyurut mata.
Unggun api kemah-kemah badui,
Harum kopi meresuk, duhai adui;
“Singgahlah, hirup secangkir melepas capai", tawar Sheikh Kabilah.

3/
Bulan jatuh,
Langit runtuh,
Aku lusuh,
Hilang musuh,

;"Angkat sauh, kecipak kayuh, majnun jauh!".

4/
Seribu badai menyuruk hujan,
Secebis pun belum bertentang-pandang,
Berbekal berani tertahan, mungkin
Lamat-lamat cemas menelan, ingin;
;“Kapalku jatuh rindu kilau zuhrah dilangit subuh!”.

Heliopolis, Cairo, 26 September 2007

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae