Rabu, 11 Maret 2009

Sajak-Sajak Skylashtar Maryam

http://kompas.co.id/
SEBUAH PERCAKAPAN TENTANG CINTA

"Ibu tak suka puisi cinta yang kamu tulis. Gantilah!" kata guruku
Aku heran lalu mengambil carikan kertas yang ia berikan. "Kenapa?" tanyaku penasaran
"Suram," gumamnya. "Tak cocok untuk gadis seumuranmu."
"Tapi cinta memang pekat, legam, dan gelap, Ibu."
"Tidak, anakku. Cinta itu merah muda."
"Lalu sejak kapan cinta memiliki warna?"
Ibu guru tercenung
"Tapi Ibu tidak suka dengan apa yang kau tulis."
"Karena apa?"
"Cinta legam tak cocok untuk gadis seusiamu."
"Memangnya cinta bertanya dahulu'berapa umurmu?' sebelum ia mengoyak hatiku?"
"Dengarlah, cinta itu indah. Kamu saja yang tak tahu."
"Apa yang Ibu tahu tentang cinta? Katakan padaku!"
"Mmm...cinta membuat hati kita serasa lapang."
Ia pasti bohong, elak pikiranku. "Rindu yang beranak pinak di dada membuatku sesak, Bu. Bahkan tak ada lagi tempat untuk menampung setitik air pun di sana."
"Ah, cinta juga membuat bahagia."
"Bahagia dari mana? Cinta yang seperti apa?"
"Banyak pasangan yang saling mencintai dan hidup bahagia karenanya."
"Ibu pikir perceraian yang aku tonton di tivi setiap hari itu apa? Kenapa saling meninggalkan kalau memang saling mencintai dan hidup bahagia?"
"Ya, barangkali ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dan menyebabkan pertengkaran."
"Kalau begitu, kenapa cinta yang membahagiakan itu tidak datang melerai?"
"Kamu salah anakku, barangkali cinta mereka telah hilang."
Aku jadi bingung. "Jadi apanya yang istimewa dari sesuatu yang bisa hilang begitu saja?"
"Tidak, tidak. Cinta juga bisa mendamaikan."
Aih, mungkin Bu guru ini amnesia lalu lupa sejarah manusia.
"Bu, kemana cinta saat terjadi peperangan?"
Ibu guru terdiam. Lalu katanya. "Ada, pasti ada."
"Di mana? Bukankah seharusnya ia muncul untuk membawa kedamaian?"
Ia tampak ragu. "Di suatu tempat."
"Di hati mereka yang cinta kekuasaan? Sehingga membantai sesama manusia karenanya?"
"Eh..."
"Di dada mereka yang cinta keserakahan? Meraup dan menghancurkan segalanya tanpa belas kasihan?"
"Mmmmhhh..."
"Di dalam kalbu mereka yang cinta kekuatan? Menggilas yang lemah, rela menumpahkan darah untuk mendapatkannya?"
Ibu guru terlihat berang. "Kenapa sih kamu tak percaya pada apa yang Ibu katakan?"
"Karena Ibu mengatakan tentang cinta, sesuatu yang Ibu tak tahu apa itu."
"Kalau kamu sudah besar nanti, kamu pasti tahu."
"Kalau aku sudah besar nanti, bolehkah aku membuat puisi tentang cinta yang seperti itu?"
Ibu guru pun mendesah pasrah. "Ya, terserahmulah. Pokoknya, ganti puisi yang kau buat tadi. Sekarang!"

Nagoya, 30 Januari 2009



TAPI KEMANA?

Desau angin dibuat-buat
Desah kita berebut tempat
“Jangan kemana-mana” rengekmu
ada yang terasa ngilu
memangnya aku siapa?
Seseorang tanpa rumah tak bisa pulang kemana-mana*

Sejenak kuletakkan buku
Kemudian menidurimu
Gaung rindu pun berlalu
Kota itu mangabur dalam labirinku

Kilau lampu di ruang tamu
Nafas tidurmu di samping kiriku
Gemerisik tirai jendela
Aku terjaga sebab dahaga
Serentak limbung disergap kecewa
Rumah ini bukan rumahku ternyata
Kasur ini bukan pula kasurku
Tempat ini sudah jelas bukan tempatku
Engkau kini bukan milikku
Aku ingin pulang
Tapi kemana?

*Rumah Kenangan, Nenden Lilis Aisyah
Nagoya, 4 Pebruari 2009



HATI SEPI SENDIRI

Benarkah itu kau wahai hati?
Berdesir lembut dalam kemelisut sepi?
Merintih bisu bawakan kidung luka terdalam
Hingga ku membuat kesimpulan
Kau tengah sekarat, tak lagi punya aura tuk menyangga nyawa

Suaramukah yang kudengar wahai hati?
Apakah itu isak?
Sampai kapan kau akan menangis dalam diam?
Kapan kau berhenti menyimpan sakitmu sendiri?
Dan kapan kau tahu saatnya untuk berhenti?

Lobam Mas, 19 Pebruari 2009



CPNS

Kucatat sebuah birokrasi dalam benakku
Lembaran kertas berangka melayang-layang jengah
“Inikah hidup?”
tanyaku pada debu



TRANSFORMASI

Dulu...
aku hanya debu
sekarang berubah jadi abu

Kini...
aku hanya bisu,
nanti mungkin berubah jadi kelu

Kelak...
aku hanya langit
lalu berubah berpeluk galaksi

Suatu saat...
aku hanya jantera
Barangkali cuma bisa jadi roda

Kemudian...
entah mau jadi apa lagi



CANDU WAKTU

Sebab waktu adalah candu bagi hati yang patah
sedangkan suasana yang tidak sepadan
hanya ilusi langit
Namun, remah-remah kemukus masih
sempat membuat kita terpukau
Padahal,
kita masih tergenggam pada rahim bumi yang sama
memancang kenangan kehangatan
di ketinggian tsurayya

sebab waktu adalah
candu...



INSPIRASI

Tak akan pernah kulepaskan diriku dari nikotin,
Bagaimana bisa, jika setiap kepulan asapnya menghasilkan puisi
Bukankah itu yang setiap penyair cari?
Inspirasi
“Aku ini binatang jalang”*
setiap makian kulahap juga
tak terkecuali kata cinta
atau surat cinta palsu yang mengajak mesum
setiap desahan nafas adalah kata mutiara
dan gambar-gambar komik mengajakku menjadi plagiat
menjual mimpi dan harga diri
Edie Brickell pun mengutuk diamku

* Aku: Chairil Anwar

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae