Kamis, 15 April 2010

Sajak-Sajak Kika Syafii

http://berbagipuisi.blogspot.com/
Titik Air

Setiap manusia duduk di atas tumpukan kertas-kertas kenangan yang bertambah tanpa terasa. Di dalam detik, detak waktunya. Bertambah tebal tumpukan, semakin meninggi ketakutan hingga terkadang melebihi tinggi badan.

mari nikmati satu titik air
yang menetes di kaca,
merambat pelan
hingga termakan hangat udara

Kesedihan adalah titik air, yang seiring waktu pasti tertelan debur ombak kehidupan. Ketika hujan telah turun, itu pertanda cerah ceria warna langit akan kembali menemani.

**
Re-edit dan re-post
“Tak perlu membayar/membunuh masa lalu”.
Februari 2010.



Hari dimana aku mengenal udara

Tanpa terasa waktu terus bergulir
tanpa terasa kenangan banyak tertanam
ada yang datang dan pergi
masih dalam kutat langkah kaki
aku tautkan hati
berjalan melingkari jiwa
hingga saatnya nanti aku mati
dalam senyum bahagia
karena waktu mengijinkanku
menikmati masa-masa hingga hari ini
ya, hari ini
hari dimana ibu menandai
tiupan ruh suci terlahir di dunia
berikut teriakan tangis
diiringi lantunan pujapuji Tuhan
maka inilah aku.

Depok, 2009
Untuk Deeja yang berulangtahun hari ini.
Semoga selalu bahagia.



Kaya tanpa harta

Menimang abu
menggosok kulit
menunggu kesat
dihantaran air

kaya tanpa harta



Kerinduan Pagi

Berteman kokok ayam, setelah hujan,
air dingin bersauh hangat adalah ciumanku,
dimana telah aku sebut namamu,
dari gelinjangan tubuh malas,
yang masih sempat menyisipkan keluh,
meski untuk menemui cintaku,

Menjalani diri menuju rumahmu,
sempat aku melenggangkan kaki,
mencandai butir embun pagi,
tersenyum membalas sapa pipit yang terpeleset,
tertawa tergelak menghindari kupu yang mengejarku,
melompat kaget kala sang katak bersuara,

“kalian merindukanku?”,
“kemana saja dirimu?”, kalian serempak,
“sekian waktu kami lihat hanya lampu,
padahal terdengar nafasmu”, pipit bertanya dan menggumam,
“hey..kalian mengintipku?”, tuduhku,
“ya karena kamu sempat hilang”,

Benar, sekian waktu aku tenggelam,
begitu jauh rupaku berpaling,
tidak mengindahkan kehadiran kalian,
bahkan dirimu,
hembusan nafasku tidak memberi jawaban,
aku resah.

Sekian langkah aku mendekati rumahmu,
kerikil di depan mata kakiku terantuk,
“haii..lihat langkahmu”,
“maaf..tidak akan terjadi lagi”, jawabku,
dan aku terbirit menujumu,
aku ucap salam serta aku bilas kaki,

Aku cium punggung tanganmu,
begitu juga keningmu,
damai menemani hati,
karena kamu tersenyum tak menampik,
aku bangga mencintaimu,
sungguh bangga.

Depok, 2009



Bersahabat dengan angin

Aku melatih diri untuk mendekat,
aku ajak diri untuk mengenal,
bahkan aku paksa diri untuk berdiri berjajar,
tanpa mengurangi jati diri yang ada,

Sering aku hentikan nafas, melihatmu jauh,
sering juga jantungku berdegup kencang,
ketika kamu mendekat,
sedikit kesalahan selalu membuatku khawatir,
kehilangan kamu bukan bagian rencanaku,
seperti juga aku berdiri disampingmu,
lebih mudah bagiku bersahabat dengan angin,
sungguh lebih mudah,

Tidak ada waktu untuk kembali,
para pencinta lebih banyak mengalirkan mata ke hati,
dan cinta ini menemukan hati menuju mataku,
lebih mudah bagiku bersahabat dengan angin.



Gagak dan Hantu

“Hey, siapa disitu??”. Si gagak coba melihat.
“Eh itukan si parin yang kemarin melayang layang karena buaian..?!”. Kembali si gagak coba meneliti. “Bukan, kemarin dia melayang bukan karena buaian, tapi karena sentuhan!”. Sergah si hantu. “Begitukah manusia hantu??”. Tanya gagak.
“Mereka bisa terbang hanya karena disentuh? Dan mungkinkah mereka juga bisa mati karena disentuh juga?? Tanpa harus ditembak seperti kita??”. Gagak penasaran sembari memandang hantu.
“Bukankah kamu adalah burung penjemput..? seharusnya kamu lebih tahu dengan semua itu!”. Dengus hantu. “Aku hanya memakan bau busuk dan menjaga keharuman tubuh manusia, tidak mengawalinya.” Si hantu kembali menimpal.

“Tapi merekalah sumber tugas dan makanan kita kan… kenapa kita bisa sampai tidak tahu yah??” Gumam gagak. “Sudahlah, bukan tarian yang kita berikan, juga bukan gurauan yang kita masukkan. Bumi dan bulan berpasangan namun mataharilah penengahnya, seperti juga kita. Manusialah sumber kita. Dari keserakahan, kesombongan dan kengerian yang ditimbulkan oleh kita, sedikit sifat kita terbuat olehnya..” geram hantu.

“Eh lihat, si parin melayang lagi. Kenapa ya?” sergah gagak heran lagi. “Kali ini dia menari – nari, jarinya tiada berhenti seperti memetik senar gitar.” Sambung gagak.

“Biarin saja, bentar lagi dia bakal turun mencari tubuhnya. Pijakannya tidak seindah tariannya, dia pasti jatuh.” Sungut hantu. Belum sedetik si hantu bersungut, si parin mendadak memakan kesenangan – kesenangan disekelilingnya. Dan dia tersedak. Terlalu banyak. Matanya melotot. Dan terdengar siulan tanda bekerja bagi burung gagak. Dan selalu akhirnya burung hantu lah yang berteriak kegirangan, “Akhirnya aku bisa kenyang lagi.” Seru Si hantu. Dan Burung Gagak pun terbang mengambil perlengkapannya.

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae