http://reinvandiritto.blogspot.com/
Tubuh dalam Mikrofon
Ada tubuhmu dalam mikrofon. Tubuh biola. Tubuh gitar cantik dari
Negeri matador yang sapi yang kerbau yang sengau yang pura-pura
Drama dua babak di televisi jam enam sore. Jam yang masih lengket
Di sajadah bau dan tua. Diam-diam ia menjadi keningmu. Diam-diam
Ia naik ke atas mimbar membacakan khotbah singkat lima menit di
Bawah hujan yang genit malu-malu memecah dirinya di kaca-kaca
Jedela. Di tanah. Di batang-batang yang keras menantang langit biru.
Ada tubuhmu dalam mikrofon. Sempat ia kukira tiang listrik sebelum
Suara-suara berebutan masuk memperebutkan tubuh itu. Suara-suara
Interupsi. Suara-suara malu-malu. Suara-suara dari jam enam sore di
Senja sebuah taman seperti sedang bersidang. Seperti sedang menamat
-kan tiga chapter di komik-komik stensilan itu.
(2010)
Pareidolia
Aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
meski cuma sajak-sajak cengeng semacam:
tiba-tiba awan menjelma wajahmu. tiba-tiba
laut menjelma suaramu. tiba-tiba angin menjelma
rindumu. tiba-tiba pula batu menjadi hatimu.
seperti itulah, semuanya serba tiba-tiba. seperti
tiba-tiba pula aku ingin menulis sajak, tetapi tiba-tiba
pula aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
baiklah, aku coba bikin sajak cinta yang tidak biasa:
ada sebuah kota dengan jam dua belas malam. suara-suara
seperti memanggil nama yang jauh. nama yang dulu sembunyi
di sepatu. sepatu-sepatu itu berlari dari airmatanya sendiri.
seperti aku.
seperti
aku.
bagaimana, apa sajak ini cukup mengena di hatimu?
ah, aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
seperti kisah midas dahulu itu. kusentuh tivi jadi sajak.
kusentuh pasir jadi sajak. kusentuh apa-apa saja juga
jadi sajak. sampai tubuhku pun jadi sajak.
aku yang sajak jadi lupa bagaimana menggubah sajak.
Kura-Kura dalam Tubuhmu
Malam-malam sekali ada ombak berjalan ke tubuhmu. Aku pikir itu laut yang tiba-tiba
kalut dan takut kalau hujan tak lagi mau turun. Hujan pasir. Hujan lambaian nyiur
di pantai itu, yang diam-diam memanggil kura-kura ke pinggiran. Meninggalkan telur.
Menyampaikan rindu yang lain dari bekas-bekas tetasan yang tak pernah kembali.
Kura-kura itu berjalan ke tubuhmu. Aku takut kura-kura itu akan memakanmu yang sedang
lelap dalam tidur memimpikan sepasang kepiting yang tak lagi berjalan miring. Kepiting anjing
yang menggonggong malam-malam. Kepiting kuda yang meringkik meminta penggembalaan
seperti domba-domba lain yang pernah kauceritakan dalam suratmu itu.
Malam-malam sekali bantal itu berkhianat pada janji untuk memberimu sepasang mimpi
lain tentang caranya bercinta sambil melenguh-lenguhkan namaNya sebelum ada kura-kura
yang berjalan ke tubuhmu. Kura-kura itu mungkin sekali adalah gadis empat belasan yang
pernah kau cumbui di halaman sekolah. Lalu kau bekap ia dengan sebuah bantal yang
kini berkhianat di tidurmu.
Parit Layang-Layang
: seorang teman, dwi rahma ramadani aulia
apatah salah tentang pilihan, menempatkanmu sebagai yang pertama
dari senyuman yang pernah menunaikan musim kering itu dengan
hujan dan kesejukan dari selokan air di belakang rumahmu?
ranting patah, derap sepatu, dan gugur bulan adalah engkau
yang duduk diam-diam di taman sambil mengerutkan dahi
mengusir peri-peri malam yang sedang bermain api unggun
tapi dulu, kau pun menyalakan kembang api berwarna pelangi
yang kaubeli di sebuah persimpangan, saat kau memutuskan untuk memilih
dari bayangan yang makin memanjang itu
bersama jejak-jejak daun yang hidup
dan kenangan dari bunyi sepeda tua yang berderit
dan benang cinta yang kadung terparit.
Aku Akan
aku akan menjadi angin
yang menerbangkan layang-layang
sebelum jatuh di pelukanmu
aku akan membawakan sepotong bulan
yang dulu sempat kaunyanyikan
dengan merdu
sebelum sekerumun kabut cemburu
dan memainkan mendung yang kelabu
tetapi aku angin
yang menciptakan hujan lain dari mendung itu
di matamu.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
Sajak-Sajak Pertiwi
Nurel Javissyarqi
Fikri. MS
Imamuddin SA
Mardi Luhung
Denny Mizhar
Isbedy Stiawan ZS
Raudal Tanjung Banua
Sunlie Thomas Alexander
Beni Setia
Budhi Setyawan
Dahta Gautama
Dimas Arika Mihardja
Dody Kristianto
Esha Tegar Putra
Heri Latief
Imron Tohari
Indrian Koto
Inggit Putria Marga
M. Aan Mansyur
Oky Sanjaya
W.S. Rendra
Zawawi Se
Acep Zamzam Noor
Afrizal Malna
Agit Yogi Subandi
Ahmad David Kholilurrahman
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Akhmad Muhaimin Azzet
Alex R. Nainggolan
Alfiyan Harfi
Amien Wangsitalaja
Anis Ceha
Anton Kurniawan
Benny Arnas
Binhad Nurrohmat
Dina Oktaviani
Endang Supriadi
Fajar Alayubi
Fitri Yani
Gampang Prawoto
Heri Listianto
Hudan Nur
Indra Tjahyadi
Javed Paul Syatha
Jibna Sudiryo
Jimmy Maruli Alfian
Joko Pinurbo
Kurniawan Yunianto
Liza Wahyuninto
Mashuri
Matroni el-Moezany
Mega Vristian
Mujtahidin Billah
Mutia Sukma
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Rukmi Wisnu Wardani
S Yoga
Salman Rusydie Anwar
Sapardi Djoko Damono
Saut Situmorang
Sihar Ramses Simatupang
Sri Wintala Achmad
Suryanto Sastroatmodjo
Syaifuddin Gani
Syifa Aulia
TS Pinang
Taufiq Wr. Hidayat
Tengsoe Tjahjono
Tjahjono Widijanto
Usman Arrumy
W Haryanto
Y. Wibowo
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
Abdul Wachid B.S.
Abi N. Bayan
Abidah el Khalieqy
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Nurullah
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Alunk Estohank
Alya Salaisha-Sinta
Amir Hamzah
Arif Junianto
Ariffin Noor Hasby
Arina Habaidillah
Arsyad Indradi
Arther Panther Olii
Asa Jatmiko
Asrina Novianti
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Baban Banita
Badruddin Emce
Bakdi Sumanto
Bambang Kempling
Beno Siang Pamungkas
Bernando J. Sujibto
Budi Palopo
Chavchay Syaifullah
D. Zawawi Imron
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Dian Hardiana
Dian Hartati
Djoko Saryono
Doel CP Allisah
Dwi S. Wibowo
Edi Purwanto
Eimond Esya
Emha Ainun Nadjib
Enung Nur Laila
Evi Idawati
F Aziz Manna
F. Moses
Fahmi Faqih
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fatah Yasin Noor
Firman Nugraha
Firman Venayaksa
Firman Wally
Fitra Yanti
Fitrah Anugrah
Galih M. Rosyadi
Gde Artawan
Goenawan Mohamad
Gus tf Sakai
Hamdy Salad
Hang Kafrawi
Haris del Hakim
Hasan Aspahani
Hasnan Bachtiar
Herasani
Heri Kurniawan
Heri Maja Kelana
Herry Lamongan
Husnul Khuluqi
Idrus F Shihab
Ira Puspitaningsih
Irwan Syahputra
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jafar Fakhrurozi
Johan Khoirul Zaman
Juan Kromen
Jun Noenggara
Kafiyatun Hasya
Kazzaini Ks
Kedung Darma Romansha
Kika Syafii
Kirana Kejora
Krisandi Dewi
Kurniawan Junaedhie
Laela Awalia
Lailatul Kiptiyah
Leon Agusta
Leonowens SP
M. Harya Ramdhoni
M. Raudah Jambakm
Mahmud Jauhari Ali
Maman S Mahayana
Marhalim Zaini
Misbahus Surur
Mochtar Pabottingi
Mugya Syahreza Santosa
Muhajir Arifin
Muhammad Ali Fakih
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Yasir
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Nirwan Dewanto
Nunung S. Sutrisno
Nur Wahida Idris
Nurul Hadi Koclok
Nurul Komariyah
Oka Rusmini
Pandapotan M.T. Siallagan
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Petrus Nandi
Pranita Dewi
Pringadi AS
Pringgo HR
Putri Sarinande
Putu Fajar Arcana
Raedu Basha
Remmy Novaris D.M.
Rey Baliate
Ria Octaviansari
Ridwan Rachid
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Robin Dos Santos Soares
Rozi Kembara
Sahaya Santayana
Saiful Bakri
Samsudin Adlawi
Satmoko Budi Santoso
Sindu Putra
Sitok Srengenge
Skylashtar Maryam
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sunaryono Basuki Ks
Sungging Raga
Susi Susanti
Sutan Iwan Soekri Munaf
Suyadi San
Syukur A. Mirhan
Tan Lioe Ie
Tarpin A. Nasri
Taufik Hidayat
Taufik Ikram Jamil
Teguh Ranusastra Asmara
Thoib Soebhanto
Tia Setiadi
Timur Sinar Suprabana
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Toni Lesmana
Tosa Poetra
Triyanto Triwikromo
Udo Z. Karzi
Ulfatin Ch
Umar Fauzi Ballah
Wahyu Heriyadi
Wahyu Prasetya
Wayan Sunarta
Widya Karima
Wiji Thukul
Wing Kardjo
Y. Thendra BP
Yopi Setia Umbara
Yusuf Susilo Hartono
Yuswan Taufiq
Zeffry J Alkatiri
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar