Kamis, 15 April 2010

Sajak-Sajak Pringadi AS

http://reinvandiritto.blogspot.com/
Tubuh dalam Mikrofon

Ada tubuhmu dalam mikrofon. Tubuh biola. Tubuh gitar cantik dari
Negeri matador yang sapi yang kerbau yang sengau yang pura-pura
Drama dua babak di televisi jam enam sore. Jam yang masih lengket
Di sajadah bau dan tua. Diam-diam ia menjadi keningmu. Diam-diam
Ia naik ke atas mimbar membacakan khotbah singkat lima menit di
Bawah hujan yang genit malu-malu memecah dirinya di kaca-kaca
Jedela. Di tanah. Di batang-batang yang keras menantang langit biru.

Ada tubuhmu dalam mikrofon. Sempat ia kukira tiang listrik sebelum
Suara-suara berebutan masuk memperebutkan tubuh itu. Suara-suara
Interupsi. Suara-suara malu-malu. Suara-suara dari jam enam sore di
Senja sebuah taman seperti sedang bersidang. Seperti sedang menamat
-kan tiga chapter di komik-komik stensilan itu.

(2010)



Pareidolia

Aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak

meski cuma sajak-sajak cengeng semacam:

tiba-tiba awan menjelma wajahmu. tiba-tiba
laut menjelma suaramu. tiba-tiba angin menjelma
rindumu. tiba-tiba pula batu menjadi hatimu.

seperti itulah, semuanya serba tiba-tiba. seperti
tiba-tiba pula aku ingin menulis sajak, tetapi tiba-tiba
pula aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak

baiklah, aku coba bikin sajak cinta yang tidak biasa:

ada sebuah kota dengan jam dua belas malam. suara-suara
seperti memanggil nama yang jauh. nama yang dulu sembunyi
di sepatu. sepatu-sepatu itu berlari dari airmatanya sendiri.
seperti aku.
seperti
aku.

bagaimana, apa sajak ini cukup mengena di hatimu?

ah, aku lupa bagaimana caranya menggubah sajak
seperti kisah midas dahulu itu. kusentuh tivi jadi sajak.
kusentuh pasir jadi sajak. kusentuh apa-apa saja juga
jadi sajak. sampai tubuhku pun jadi sajak.

aku yang sajak jadi lupa bagaimana menggubah sajak.



Kura-Kura dalam Tubuhmu

Malam-malam sekali ada ombak berjalan ke tubuhmu. Aku pikir itu laut yang tiba-tiba
kalut dan takut kalau hujan tak lagi mau turun. Hujan pasir. Hujan lambaian nyiur
di pantai itu, yang diam-diam memanggil kura-kura ke pinggiran. Meninggalkan telur.
Menyampaikan rindu yang lain dari bekas-bekas tetasan yang tak pernah kembali.

Kura-kura itu berjalan ke tubuhmu. Aku takut kura-kura itu akan memakanmu yang sedang
lelap dalam tidur memimpikan sepasang kepiting yang tak lagi berjalan miring. Kepiting anjing
yang menggonggong malam-malam. Kepiting kuda yang meringkik meminta penggembalaan
seperti domba-domba lain yang pernah kauceritakan dalam suratmu itu.

Malam-malam sekali bantal itu berkhianat pada janji untuk memberimu sepasang mimpi
lain tentang caranya bercinta sambil melenguh-lenguhkan namaNya sebelum ada kura-kura
yang berjalan ke tubuhmu. Kura-kura itu mungkin sekali adalah gadis empat belasan yang
pernah kau cumbui di halaman sekolah. Lalu kau bekap ia dengan sebuah bantal yang
kini berkhianat di tidurmu.



Parit Layang-Layang
: seorang teman, dwi rahma ramadani aulia

apatah salah tentang pilihan, menempatkanmu sebagai yang pertama
dari senyuman yang pernah menunaikan musim kering itu dengan
hujan dan kesejukan dari selokan air di belakang rumahmu?

ranting patah, derap sepatu, dan gugur bulan adalah engkau
yang duduk diam-diam di taman sambil mengerutkan dahi
mengusir peri-peri malam yang sedang bermain api unggun

tapi dulu, kau pun menyalakan kembang api berwarna pelangi
yang kaubeli di sebuah persimpangan, saat kau memutuskan untuk memilih
dari bayangan yang makin memanjang itu
bersama jejak-jejak daun yang hidup
dan kenangan dari bunyi sepeda tua yang berderit

dan benang cinta yang kadung terparit.



Aku Akan

aku akan menjadi angin
yang menerbangkan layang-layang
sebelum jatuh di pelukanmu

aku akan membawakan sepotong bulan
yang dulu sempat kaunyanyikan
dengan merdu
sebelum sekerumun kabut cemburu
dan memainkan mendung yang kelabu

tetapi aku angin
yang menciptakan hujan lain dari mendung itu

di matamu.

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae