Sabtu, 19 Maret 2011

Sajak-Sajak Endang Supriadi

http://www.lampungpost.com/
Mengarungi Lautan di Tubuhmu

aku mengarungi lautan di dalam tubuhmu
menjaring pekikan yang bertahun-tahun sangat
kuhafal bunyinya. tak ada batu atau lumpur
tempat jejak singgah. tapi di rambutmu gerimis
bergelayutan, menjauh dari dinding yang selama ini
jadi keranjang bagi para pelukis kacangan
aku berperahu dengan sebatang cahaya. menyulam
segala bentuk dendam dengan serat angin
memotret luka dari pepohon yang tumbang. tapi
aku penikmat sepi, maka kuarungkan segala raung
yang meloloskan diri dari kisi jendela. di sana,
bayangmu jadi kuas, menyapu kerontang mimpi
jadi awan di antara batas siang dan malam.



Sudah Kalah Aku

sudah kalah aku. percuma atap kubangun
pintu kupasang, roda kuputar, payung
kubuka. aku renta, tumbuh langsung tua
dagingmu dagingku beda. aku berdarah
awan, engkau berdarah kawah
benar-benar jauh panggang dari api
sukmaku menggelontor seperti air bah
yang tak berakar, namun justru
mengepung seluruh tempat persembunyianmu
ini aku, cemara yang bergoyang
rantingku tempat senggama burung-burung
langit membungkusnya berabad-abad,
tapi engkau begitu rela membakarnya.
sudah kalau aku. percuma kuberi nama manis
pada pisau, kuberi nama salju pada batu
kuberi nama rindu pada badai, kuberi nama
sorga pada kubur. kereta kepedihan ini,
terus melangsir di sendi-sendi pikiranku.



Menolak Bayang-Bayang

ada lapisan langit yang menyimpan
wangi hujan, katamu dibalik kerudung
pagi. ada malam yang tak pernah gelap
karena cahaya embun yang rimbun
memantul sepanjang dusun
aku ingin berbagi rasa seperti karat
pada besi. maka jangan pergi, lelangit
akan kuyup digetar tanganmu. juga
jangan ada bayangan ketika kita beradu
pandang. suhu ini, memekarkan seluruh
rumah kerang di lautan
ada gemuruh yang tak terdengar
di dalam dadamu. aku tahu sejak kau
dilahirkan untukku, katamu. seperti apa
gerhana ketika kita tertidur? mungkinkah
semua pintu yang ada di surga terbuka?
aku ingin berkata jujur padamu. seperti
pelangi pada warnanya. sungai akan
mengalir membawa cahaya ketika dunia ini
terbenam. tapi sekali lagi, jangan ada
bayangan ketika kita beradu pandang.



Tak Ada Garis Batas

tak ada garis batas pada rindu ini
juga kota yang disepuh cahaya napsu
siapapun boleh datang atau begadang.
aku melihat seekor anjing di gang
rumahmu. seperti menjaga tulang
di atas piring dihias bunyi denting beling
seseorang beranjak ke muda terus ke tua
tak melalui jalan tol. tapi kau,
memintaku sekepal nasi jadi bubur
agar ada isi dalam satu mangkok
cinta tak tumbuh dari kedip semata
kecuali sapu tangan yang jatuh dikembalikan
oleh si penemu. ah, itupun masih sangsi, katamu
aku akan datang lalu pergi lagi
seperti bulan yang ditakdirkan, seperti
matahari yang ditugaskan. anak-anak
adalah pelangi bagi rumah tangga. maka
jangan menciptakan awan dari perapian
sebab udara dingin tak harus muncul dari angin.



Melihatmu

aku melihatmu duduk di antara
laut dan darat. di laut kaumelihat
matahari merosot ke bumi, di darat
kau melihat kegelapan tersungkur
ke dalam kabut
kau memilih buih ombak
sebagai penghapus jejak kekasihmu
di batin. selongsong waktu kau isi dengan
benci dan rindu. tapi kau tak tahu
kapan buih itu menjelma kata-kata
untuk menyapanya
burung camar turun ke tiang kapal
sedang angin memainkan kain-kain layar
gelombang tak henti menampar
di atas geladak hatimu memar
aku melihatmu duduk di antara
laut dan darat. pada laut kau pasrah
pada darat kau berserah. aku tak tahu
dibagian mana hatimu terbelah?

——-
Endang Supriadi, lahir di Bogor 1 Agustus 1960. Menulis puisi dan cerpen sejak 1983 di pelbagai media dan antologi bersama. Buku puisinya, Tontonan Dalam Jam.

Tidak ada komentar:

Label

Sajak-Sajak Pertiwi Nurel Javissyarqi Fikri. MS Imamuddin SA Mardi Luhung Denny Mizhar Isbedy Stiawan ZS Raudal Tanjung Banua Sunlie Thomas Alexander Beni Setia Budhi Setyawan Dahta Gautama Dimas Arika Mihardja Dody Kristianto Esha Tegar Putra Heri Latief Imron Tohari Indrian Koto Inggit Putria Marga M. Aan Mansyur Oky Sanjaya W.S. Rendra Zawawi Se Acep Zamzam Noor Afrizal Malna Agit Yogi Subandi Ahmad David Kholilurrahman Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Akhmad Muhaimin Azzet Alex R. Nainggolan Alfiyan Harfi Amien Wangsitalaja Anis Ceha Anton Kurniawan Benny Arnas Binhad Nurrohmat Dina Oktaviani Endang Supriadi Fajar Alayubi Fitri Yani Gampang Prawoto Heri Listianto Hudan Nur Indra Tjahyadi Javed Paul Syatha Jibna Sudiryo Jimmy Maruli Alfian Joko Pinurbo Kurniawan Yunianto Liza Wahyuninto Mashuri Matroni el-Moezany Mega Vristian Mujtahidin Billah Mutia Sukma Restoe Prawironegoro Ibrahim Rukmi Wisnu Wardani S Yoga Salman Rusydie Anwar Sapardi Djoko Damono Saut Situmorang Sihar Ramses Simatupang Sri Wintala Achmad Suryanto Sastroatmodjo Syaifuddin Gani Syifa Aulia TS Pinang Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Tjahjono Widijanto Usman Arrumy W Haryanto Y. Wibowo A. Mustofa Bisri A. Muttaqin Abdul Wachid B.S. Abi N. Bayan Abidah el Khalieqy Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Nurullah Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Alunk Estohank Alya Salaisha-Sinta Amir Hamzah Arif Junianto Ariffin Noor Hasby Arina Habaidillah Arsyad Indradi Arther Panther Olii Asa Jatmiko Asrina Novianti Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Baban Banita Badruddin Emce Bakdi Sumanto Bambang Kempling Beno Siang Pamungkas Bernando J. Sujibto Budi Palopo Chavchay Syaifullah D. Zawawi Imron Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Dian Hardiana Dian Hartati Djoko Saryono Doel CP Allisah Dwi S. Wibowo Edi Purwanto Eimond Esya Emha Ainun Nadjib Enung Nur Laila Evi Idawati F Aziz Manna F. Moses Fahmi Faqih Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fatah Yasin Noor Firman Nugraha Firman Venayaksa Firman Wally Fitra Yanti Fitrah Anugrah Galih M. Rosyadi Gde Artawan Goenawan Mohamad Gus tf Sakai Hamdy Salad Hang Kafrawi Haris del Hakim Hasan Aspahani Hasnan Bachtiar Herasani Heri Kurniawan Heri Maja Kelana Herry Lamongan Husnul Khuluqi Idrus F Shihab Ira Puspitaningsih Irwan Syahputra Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jafar Fakhrurozi Johan Khoirul Zaman Juan Kromen Jun Noenggara Kafiyatun Hasya Kazzaini Ks Kedung Darma Romansha Kika Syafii Kirana Kejora Krisandi Dewi Kurniawan Junaedhie Laela Awalia Lailatul Kiptiyah Leon Agusta Leonowens SP M. Harya Ramdhoni M. Raudah Jambakm Mahmud Jauhari Ali Maman S Mahayana Marhalim Zaini Misbahus Surur Mochtar Pabottingi Mugya Syahreza Santosa Muhajir Arifin Muhammad Ali Fakih Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Yasir Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Nirwan Dewanto Nunung S. Sutrisno Nur Wahida Idris Nurul Hadi Koclok Nurul Komariyah Oka Rusmini Pandapotan M.T. Siallagan Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Petrus Nandi Pranita Dewi Pringadi AS Pringgo HR Putri Sarinande Putu Fajar Arcana Raedu Basha Remmy Novaris D.M. Rey Baliate Ria Octaviansari Ridwan Rachid Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Robin Dos Santos Soares Rozi Kembara Sahaya Santayana Saiful Bakri Samsudin Adlawi Satmoko Budi Santoso Sindu Putra Sitok Srengenge Skylashtar Maryam Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sunaryono Basuki Ks Sungging Raga Susi Susanti Sutan Iwan Soekri Munaf Suyadi San Syukur A. Mirhan Tan Lioe Ie Tarpin A. Nasri Taufik Hidayat Taufik Ikram Jamil Teguh Ranusastra Asmara Thoib Soebhanto Tia Setiadi Timur Sinar Suprabana Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Toni Lesmana Tosa Poetra Triyanto Triwikromo Udo Z. Karzi Ulfatin Ch Umar Fauzi Ballah Wahyu Heriyadi Wahyu Prasetya Wayan Sunarta Widya Karima Wiji Thukul Wing Kardjo Y. Thendra BP Yopi Setia Umbara Yusuf Susilo Hartono Yuswan Taufiq Zeffry J Alkatiri Zehan Zareez Zen Hae